12/29/2013

Kejutan di Awal Hariku

Yach hari ini aku terbangun karena handphonku berdering. Sambil mengumpulkan nyawa aku menjawabnya, tenyata sebuah ajakan sarapan pagi dari seorang penggemar lama. Ehm.. Aku memberikan julukan seperti itu hanya sebagai gurauan saja. Sarapan yang bisa dibilang sangat telat karena terlalu siang. Itu kesalahanku yang bangun siang dan mandi agak lama. 

Sedikit kisah tentang orang ini, kalo mau dibilang nyaman, yach aku nyaman berada di dekatnya dan bercerita tentang apa yang menimpaku juga sedikit tentang apa yang aku impikan. Tapi prinsipku nyaman tidaklah bisa dijadikan alasan untuk menerimanya lalu menyakitinya dikemudian hari, itu tidak adil. Hampi 11 tahun sejak pertama kali berkenalan hingga saat ini tidak ada yang berubah, perasaanku padanya masih tetap sama dan tidak bertambah. 

Sebisaku aku mencoba melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan yaitu hanya menerimanya sebagai seorang teman. Dia sangat berusaha mengertikanku, mengenaliku, juga bersikap baik padaku, teman-temanku dan keluargaku. Sangat berbeda dengan orang yang aku sanyang. 

Sarapan yang luar biasa... membuat aku tidak bisa menghabiskan makanan yang aku pesan. Perkataannya cukup mengintimidasiku sebagai seseorang yang bodoh telah mengijinkan laki-laki itu masuk dalam kehidupanku. Belakangan aku ketahui bahwa aku bodoh, bahkan sangat bodoh. Sebelum mengambil keputusan menerimanya aku sudah memikirkan matang-matang dan mengetahui resiko terburuknya. Hati kecilku yang terus menyeretku untuk tetap memberikannya kesempatan dan mempercayainya sebagai seorang pria dewasa yang kata-katanya dapat dipegang. Bagiku janji dan semua yang sudah terjadi lebih dari cukup dijadikan sebagai alasan untuk tidak ingkar lebih mengikat dari sebuah cincin yang melingkar di jari. 

Entahlah apa yang dia pikirkan sampai semuanya jadi begini. Terima kasih banyak untuk semua saran dan masukannya, juga kalimat "how great you are?" Sangat ingin memberi jawab tapi itu diluar kapasitasku sebagai ciptaan untuk memberi jawaban. Silahkan berpegang pada keyakinan masing-masing dan biar Dia sendiri yang berbicara pada waktunya nanti. 

By Denok

0 comments:

Post a Comment