Pribadi yang paling aku percaya adalah Penciptaku. Dia satu-satunya yang paling mengenalku bahkan melebihi diriku sendiri sebab Dia yang menciptakanku. Dia selalu hadir dalam setiap masalah hidupku pertolonganNya selalu on time. PenyertaanNya nyata terbukti dari Dia selalu mengirimkan orang-orang bahkan yang tidak pernah aku kenal sebelumnya untuk menyatakan penyertaanNya. Itu sebabnya aku selalu menghargai setiap orang yang hadir disekitarku, karena itu juga salah satu cara yang digunakanNya untuk menyatakan hal-hal yang tersembunyi tentangNya, selain 1001 cara lain yang Dia miliki.
Benar, sejak awal mengenalmu sampai sesaat semuanya, aku tidak percaya padamu, sebab aku merasa tidak mengenalmu. Semakin lama dekat denganmu aku berharap bisa semakin mengenalmu, bahkan aku menganggap mengenalmu tapi faktanya ternyata aku SALAH. Kepercayaanku pada Penciptaku membuat aku mengenal Rasa Sayang dan mengetahui hasil uji Rasa ini lalu menjadikannya sebagai dasar menerimamu. Rasa itu juga yang aku jadikan dasar untuk belajar mempercayaimu. Belajar, aku belajar untuk itu, sebab aku sudah memilih dan menerimamu sebagai yang terkasih untuk selanjutnya menjalin komitmen dan mengakhirinya dalam sebuah pernikahan. Jadi bagaimana itu bisa terwujud jika aku tidak mau belajar mempercayaimu.
Buatku ini hal serius aku harus benar-benar yakin mengenalmu sebelum mempercayakan sisa kehidupanku selanjutnya kepadamu. Kamu harus menjadi orang yang aku percaya, itu sebabnya sedikit demi sedikit memberikanmu kepercayaan, sambil menguji apakah kamu pilihanku yang tepat untuk aku percayakan itu semua nantinya. Kenapa sedikit-sedikit? karena orang yang bisa dipercaya dengan hal kecil pasti orang itu juga bisa dipercayakan dengan hal yang lebih besar. Tapi jika dengan hal kecil saja dia tidak bisa dipercaya bagaimana dengan hal yang besar?
Aku tidak mengatakan padamu aku percaya padamu tapi sebenarnya ada banyak hal yang membuktikan aku belajar memberimu kepercayaan, diantranya:
- Saat insiden di banjar, aku bisa saja meninggalkanmu dan mengatakan aku tidak terlalu mengenalmu (sesuai faktanya), tapi aku tidak melakukannya, kan? Kalo kamu cerdas kamu tahu ada hal yang besar yang bisa menimpaku setelah hal itu, karena aku tetap ada di sini sementara kamu? dan berapa pentingnya sebuah reputasi dalam usaha.
- Aku selalu tidak keberatan kamu ajak pergi kemanapun termasuk ke Singaraja (Lovina). Aku percaya kamu bisa menjagaku, terlebih kamu menyatakan kamu menyukaiku. Yach logikanya kalo seseorang menyukai sesuatu seharusnya akan dijaga dengan baik, kan? Ehm bagaimana dengan kamu? kenapa setakut itu? padahal aku hanya ingin menunjukan tempat favoritku dan aku yakini kamu juga akan menyukainya, tapi kenapa? ada rencana jahat yang tersimpan dalam hati yach? atau ketakutan karena pernah berencana jahat sama aku? :)
- Aku juga tidak keberatan memulai bisnis baru bersamamu. Kendati aku tidak melihat ada keuntungan yang bisa aku peroleh. Setidaknya ini aku jadikan pembelajaran melihat seberapa besar keseriusanmu, kesungguhanmu dan tanggungjawabmu dalam menanggapi kepercayaan yang aku berikan. Dari semua yang pernah direncanakan dan tidak ada satupun yang terselesaikan, setidaknya memperoleh hasil. Apapun alasannya faktanya demikian, aku tidak bisa melihat buktinya. Pernah berpikir gak kamu, berapa banyak hal yang sudah disia-siakan? dalam bisnis itu hitungannya rugi lho. (waktu, pemikiran, ide, dan semua usaha sana-sini, tenaga, uang). Mungkin sepele di matamu tapi kalo hal sepele itu aza gak bisa di seriuskan bagaimana dengan hal yang lebih serius???
- Aku tidak keberatan dan tidak mengharapkan apapun, apa lagi berpikir buruk saat kamu meminjam identitasku untuk daftar adsense bahkan membuat email dengan menggunakan namaku. Apakah pernah aku mau tau apa password dan lain sebagainya terkait dengan itu? Padahal itu pakai identitasku lho! Aku gak pernah tertarik sama uangmu, itu alasannya, aku cukup senang bisa menyempurnakan kekuranganmu, itu aza.
- Setelah memutuskan berkomitmen denganmu aku memberimu kesempatan berkenalan lebih dekat dengan keluargaku. Itu juga bagian dari aku belajar mempercayaimu.
- Aku juga tidak keberatan kamu pindah domisili. Kamu tidak pernah tahu bagaimana aku menyakinkan Papa dan aparat yang berwenang. Pedih lho setelah aku usahakan semua itu, kamu malah terkesan tidak membutuhkannya. Kalo bener gitu kenapa gak bilang dari awal.
- Aku tetap pada posisi yang sama saat kamu pergi yang kedua, terbukti tetap menjalankan tugas yang kamu berikan meskipun itu sepele, buang waktu, menjemukan dan tidak menghasilkan apapun. Hanya karena percaya padamu aku tidak berpindah posisi meskipun kesakitan demi kesakitan menimpaku saat mengetahui satu persatu kebenaran tentangmu.
- Meski pahit dan sakit aku menghadapi sikapmu aku jalani sampai batas waktu yang kamu minta berakhir, hanya karena aku tidak mau berhutang apapun darimu. Janji tetap janji, jadi aku harus menunggu sampai batas waktu yang kamu minta berakhir.
Delapan kejadaian diatas membuktikan aku memang tidak mempercayaimu tapi aku belajar mempercayaimu setidaknya memberikanmu kesempatan menjadi orang yang bisa aku percaya. Silahkan koreksi apakah kamu orang yang bisa dipercaya? Bagaimana jika kamu ada diposisiku masih bisa yakin denganmu untuk menghabiskan sisa umurku? :)
0 comments:
Post a Comment