9/17/2013

Tuntutan VS Penghargaan #Mengenangmu Sejenak

Entahlah ini tuntutan atau hanya sekedar penghargaan untukmu. Sebenarnya selain belajar mempercayaimu aku juga belajar terbuka denganmu, sekaligus menguji apakah apa yang aku pikirkan dan rasakan ini sama dengan yang kamu pikirkan dan rasakan. Motivasinya hanya ingin mengenalmu.

Jujur aku binggung harus bersikap bagaimana saat kamu menyatakan Nyaman denganku? Harus senang atau biasa aza. Ukuran dan standard yang kita pake beda sih ya. :)
Masalahnya kalo cuma nyaman yang dijadikan patokan menerima orang jadi yang terkasih, berarti akan selalu ada alasan untuk mengabaikan sebuah komitmen, memutuskan hubungan sepihak dengan alasan rasa nyamanku sudah terganggu atau alibi untuk membenarkan menikahi banyak wanita. Hak setiap manusia sih mau memilih seperti apa. Cuma mau ngingetin pastikan pilihan anda itu BENAR. Menurutku itu tidak BENAR, bagaimana kamu bisa memastikan untuk setia jika landasannya hanya rasa Nyaman? Rasa Nyaman bukanlah pengikat hubungan yang BENAR.  Itu alasan aku selalu tertawa gemas kalo kamu bilang seperti itu sehingga selalu mengarahkanmu untuk berfikir ulang sebelum bicara, itu bukan tuntutan, tapi cara aku menghargai kamu (salah satu cara SAYANG aku ke kamu). Hanya ingin sharing tentang kebenaran. Kebenaran selalu bisa dibuktikan dan berjalan rulus dengan logika manusia jadi tidak akan sulit untuk dipahami. Masalahnya pembuktian kebenaran memerlukan waktu dan waktu ada ditangan Pencipta. Kebenaran tidak perlu dibela, sebab tak ada satu manusiapun yang bisa memegang kebenaran yang bersembunyi dalam waktu.

Mengkomunikasikan segala masalah yang tengah atau akan terjadi dalam usaha yang kita rintis ceritanya. Kita berdua memang pemimpin, tapi aku belajar memposisikan dirimu sebagai pengambil keputusannya. Alasannya wajar, hanya lagi belajar sebelum menjadikanmu kepala keluarga. Kecuali kamu memang tidak pernah serius dengan semua yang pernah  kamu ucapkan. Itu bukan tuntutan supaya kamu menanggung semuanya tapi itu penghargaanku ke kamu, supaya kamu yang mengambil keputusan dan kita yang akan menjalankannya. Kalo kamu merasa itu sesuatu yang berat, ya memang demikianlah adanya seorang pengambil keputusan memegang tanggung jawab yang lebih berat, ini baru usaha, gimana kalo berkeluarga? :)

Lalu jika aku menanyakan sesuatu kejelasan atas komitmen yang sudah terucap, itu juga bukan tuntutan tapi sekedar konfirmasi kesungguhanmu mengucapkan komitmen (membuktikan apakah itu hanya sekedar nafsu anak muda yang terburu-buru mengucapkan sesuatu, seperti tidak pernah menikirkan sebelumnya dengan serius). Aku selalu pastikan apapun jawabanmu, aku siap menjalankan putuskanmu, sekalipun itu adalah hal yang akan menyakitkanku, sebab aku menerimamu dengan sadar dan sudah memikirkan matang-matang resikonya. Beberapa kali kesempatan yang aku berikan padamu mengkonfirmsikan beberapa hal terkait dengan komitmenmu merupakan penghargaan tertinggi yang pernah aku berikan pada seseorang sejauh ini. Saat itu aku hanya perlu jawabanmu yang jujur bukan kata menghibur. Aku tidak mengharapkan jawaban jangka waktu, aku juga tidak perlu jawaban iya, aku hanya perlu jawaban jujur apa kamu yakin dengan semuanya ini? 

Sebenarnya itu yang terpenting dan terfatal. Aku sangat paham itu berat dan tidak yakin kamu sanggup menjalaninya. Makanya menanyakanmu berulang-ulang. Sebab jika konfirmasi yang sama kamu tanyakan kepadaku tentang pilihan kamu atau Penciptaku, aku akan dengan tegas menjawab: "Aku memang sayang sama kamu tapi aku tidak bisa menukar yang kekal dengan yang sementara, terlebih kamu tidak cukup bisa dipercaya dengan semua bukti yang semakin nyata satu persatu." :).

Sebenarnya ini bukan masalah waktu. Kebenaran itu yang lebih esensi. Kalo kamu mau minta waktu selama apapun aku pastikan aku sanggup. Sebelumnya ada 6 tahun yang aku habiskan hanya sekedar untuk mengetahui dia atau bukan (diam pada posisi terikat tanpa komitmen). Apalagi untuk sebuah komitmen, aku pastikan melakukan terbaik sebisaku. Intinya kamu tidak pernah mengenal aku, lalu mengapa mengajukan penawaran untuk hidup bersama suatu saat nanti??? :)

0 comments:

Post a Comment