1/16/2014

Hati Memang Penipu

Ehm... Hari ini tebukti lagi kalo hati itu penipu! :(
Seharian hati ini tidak tenang memikirkan orang yang mungkin tidak pernah mengingatku atau mungkin tidak penah menganggapku ada.

Yach aku sudah menghapus nomornya dari kontakku. Dorongan hati yang kuat membuat aku memberanikan diri mencari kontaknya di website. Setelah menemukannya hati dan logika kembali beradu. 
Terasa sangat bodoh berkali-kali telah dibohongi oleh hati masih saja memberikannya kesempatan untuk menang lagi kali ini. Pergumulan panjang terjadi. Hingga akhirnya pukul 22.08 WITA, aku memberanikan diri untuk menghubungi nomornya melalui ponselku.

Tidak yakin akan tersambut namun masih saja menghubunginya hanya karena bujukan hati, yang memaksa untuk melakukannya dengan alasan khawatir ada sesuatu yang terjadi padanya, apakah dia masih bernafas atau tidak. Hati mengapa kau menipuku terus??? Lihat apa hasilnya! Hati..., seharusnya kamu tuh sadar tidak perlu mengkhawatirkan dia lagi. Dia bukan orang baik seperti yang kamu pikirkan, lihat saja setumpuk bukti yang sudah dia tinggalkan. 

Kemanapun dia pergi dia pasti bisa menemukan wanita bodoh lainnya yang bisa dia perdaya, sadarlah kamu hanya sebagian kecil dari koleksi hasil penipuannya? Dia hanya membutuhkanmu saat berada disini, kalo dia sedang ada disana kamu bisa apa? Hati sudahlah jangan terus mengasihani dan mengkhawatirkan orang seperti itu! Berhentilah bersikap bodoh dan dungu. Dengarkanlah kata logika dengan segala bukti dan fakta yang dia berikan. Itu sudah cukup menjelaskan siapa dia yang sebenarnya.

Manusia setengah robot seperti itu gak pernah punya hati jadi percuma. Entah apa alasannya memilih hidup menjadi robot, yang bertindak sesuai dengan apa yang perintahkan dan terlalu picik ketika diberi kebebasan memutuskan sesuatu. Entah itu suatu kesengajaan sebagai alibi lepas dari tanggungjawab atau memang tak memiliki nyali lagi untuk mendengarkan dan mengikuti suara hati karena ego dan gengsi?

Entahlah.... itu urusan yang bersangkutan dengan hati nuraninya sendiri, itupun kalo punya. Seharusnya kalo dia masih punya dia gak akan mau disuruh yang bertentangan dengan hatinya setidaknya ada perlawanan kalo dia yakin benar, entah berupa balasan email, sms atau apalah. Dia malah mengambil sikap sebaliknya dan seakan mengiakan semuanya. 

Bisakah untuk tidak egois dan cobalah berdiri diposisiku. Kamu merasa terhina, lalu pernahkan berpikir apakah yang kamu lakukan itu bukan hinaan? Hal yang masih bisa dicari seperti materi membuat kamu terhina? Pernahkan kamu membandingkan dengan apa yang sudah kamu perbuat? Tolonglah jangan bersebunyi di balik budayamu yang bisa mengukur semuanya dengan uang dan nyawa. Bagaimanapun kamu orang Indonesia yang sudah pernah merantau ke beberapa daerah jadi seharusnya kamu bisa mengerti apa dasar dari sebuah harga diri itu ditegakkan? 

Apa sih yang aku harapkan? Hanya sebuah jawaban jujur yang terdengar di telinga sama seperti janji yang pernah terdengar. Aku gak tau... aku yang pikun atau pendengaranku yang salah, perbincangan terakhir ada kata yang masih terus terngiang "andaikan kamu tahu sampai saat ini..." kalimat itu yang bisa membuatku tetap bertahan meski setelahnya aku menerima balasan email yang menyesakkan dada, dan membaca status menyakitkan hingga kamu mengganti passwordnya bulan Desember tahun yang lalu. 

Jika aku yang terlalu perasa dan semua yang aku pikirkan tidaklah benar, mengapa tak berani memberi jawab? Saat ini semua bukti, sikap dan tindakanmu mengarahkan aku untuk berasumsi demikian. Kalopun benar tolong katakan saja, aku tidak akan menyalahkanmu lagi dan pengakuanmu itupun tidak akan mengurangi serta mengubah apapun yang pernah terjadi, tapi itu akan bisa membuat aku tau bagaimana selanjutnya aku harus melanjutkan hidupku. Taukah kamu kalo kamu benar orang yang salah maka aku jauh lebih bersalah karena sudah memilih orang yang salah masuk kedalam kehidupanku dan mengenalkanmu ke keluargaku.

Okay, terlalu ribet yach? simpelnya aku harus tunggu kamu atau tidak? kalo tidak tolong beri alasan yang jujur dari diri kamu sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun, termasuk pembicaraanku di telpon waktu itu. Jawablah perlisan melalui telpon atau skype. Aku hanya butuh jawaban jujur darimu itu saja, tidak sulit kan? Apapun jawabanmu itu tidak akan merugikan siapapun dan tidak akan mengurangi apapun darimu selain pulsa atau biaya internet untuk menyampaikannya. Kendati demikian itu sangat penting buat aku melanjutkan hidupku selanjutnya. Anggaplah ini permohonanku yang terakhir sebagai hadiah ulang tahunku sebulan yang lalu. (Ingat kamu juga pernah memaksaku untuk menamanimu makan saat ulang tahunmu, dan aku sudah mengabulkannya, jadi kabulkanlah permohonan kecilku ini). :)

0 comments:

Post a Comment