Tarik nafas panjang lalu hembuskkan perlahan. Hufft... sedikit lega. Yach belakang ini aku seperti sedang berada dalam sebuah medan pertempuran. Tepatnya pertempuran antara hati dan logikaku. Pertempuran dimana hati selalu berpihak padanya dan seakan tutup mata dengan semua fakta yang ada. Sementara logikaku sebaliknya terus memaksa aku untuk berfikir ulang dan lebih mengarahkan aku untuk objektif dalam menganalisa setiap fakta yang terungkap satu demi satu setelah kepergiannya.
10/08/2013
10/06/2013
Aku yang Tesakiti
Posted on 12:00 AM by Denok with No comments
Mulutku boleh diam tak berucap tentangmu
Telingaku boleh tak mendengar kabarmu,
Mataku boleh tak melihat wajahmu,
Kakiku boleh tertahan tak berlari ke arahmu,
Pikirankupun boleh berusaha untuk melupakanmu,
Tapi apa yang dilakukan hatiku?
Dia terus berDOA untukmu
Memohon pada Pencipta kita
Dalam diam tanpa suara, dengan tulus dan penuh KASIH
Telingaku boleh tak mendengar kabarmu,
Mataku boleh tak melihat wajahmu,
Kakiku boleh tertahan tak berlari ke arahmu,
Pikirankupun boleh berusaha untuk melupakanmu,
Tapi apa yang dilakukan hatiku?
Dia terus berDOA untukmu
Memohon pada Pencipta kita
Dalam diam tanpa suara, dengan tulus dan penuh KASIH
10/03/2013
Sayang Itu Bukan Karena Tapi Sekalipun
Posted on 12:00 AM by Denok with No comments
Aku bukan perempuan yang terlalu memahami masalah cinta, sayang dan sejenisnya. Aku cuma tau sayang aku ke kamu itu bukan KARENA tapi SEKALIPUN.
Yach sederhana sekali. Setelah mengenalmu aku jadi mengerti bahwa untuk sayang sama seseorang kita tidak perlu alasan (KARENA) tapi sebaliknya (SEKALIPUN). Entah bagaimana dengan kamu.
Yach sederhana sekali. Setelah mengenalmu aku jadi mengerti bahwa untuk sayang sama seseorang kita tidak perlu alasan (KARENA) tapi sebaliknya (SEKALIPUN). Entah bagaimana dengan kamu.
Subscribe to:
Posts (Atom)