9/28/2013

Mutiara dan Babi

Mungkin inilah yang seharusnya dilakukan jika ternyata kita salah dalam mempercayakan sesuatu kepada seseorang. Saat hal itu terjadi sangatlah manusiawi jika kita masih sedikit berharap ada itikad baik dari orang tersebut untuk mengembalikan jika itu barang atau setidaknya mengatakan atau melakukan tindakan yang menunjukan bahwa ada penyesalan karena tidak bisa dipercaya atau terpaksa menjadi orang yang telah mengecewakan.

Apa yang tertulis diatas adalah sebagian kecil dari harapanku ketika seseorang yang begitu aku percayai dan kasihi ternyata bukanlah orang seperti yang aku pikirkan dan harapkan. Bahkan sekedar untuk memberi jawabpun dia enggan untuk melakukannya.

Aku tipikal orang yang akan sangat mudah memaafkan orang lain yang sudah bersalah atau mengecewakanku, namun cenderung menyalahkan diri sendiri karena terlalu BODOH mempercayai orang tersebut, yang bukan saja menyakiti dan mengecewakanku saja tapi juga melukai keluargaku. Perlu waktu yang lama buat aku bisa memaafkan diriku sendiri atas kejadian ini. 

Akhinya aku sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada yang bisa kita harapkan dari seekor babi yang sekalipun kita kalungkan mutiara yang paling mahal dan berharga dilehernya. Babi ya tetap saja babi, betapapun mahal dan berharganya kalung mutiara itu, baginya itu hanya sebuah benda yang berkerlip-kerlip dan tampak seperti mainan. Dia akan berusaha untuk melepaskannya dan menjadikannya sebagai mainannya dalam kubangan lumpur. Setelah tidak berkilau lagi karena terkena lumpur babi akan meninggalkannya dan mencari mainan baru atau sesuatu yang bisa dijadikan mainan lain. Memang terlalu BODOH jika mengharapkan seekor babi akan bsa menjaga kalung mutiara yang berharga. Secara jaga diri sendiri saja dia masih belepotan. 

Lagi pula itu bukanlah prioritas bagi seekor babi. Prioritasnya adalah rasa NYAMAN, makanan yang banyak, tempat yang berisi kubangan lumpur, suasana yang nyaman untuk bermalas-malasan dan tidur seharian sudahlah cukup baginya. Sebenarnya babi tidak perlu yang namanya kalung mutiara. Jadi terlalu BODOH memang kalo kita sampai sakit hati dengan kelakukan seekor babi.

Senyum tulusku untukmu babi. Sekarang memang sudah terlambat mengetahui bahwa sejatinya kamu tidaklah lebih dari seekor babi. Mungkin aku tidak bisa menemukan lagi kalung mutiara itu karena sudah kamu bawa pergi entah kemana. Cuma mau bilang itu mahal lho harganya dan sampai kapanpun kamu tidak akan bisa menggantikannya apalagi membayarnya. Sama seperti kepercayaan dan Rasaku yang tulus tidak akan pernah bisa dibayar dengan apapun. 

Buat teman-teman berhati-hatilah, pastikan terlebih dahulu jika orang yang kalian pilih untuk selanjutnya kalian percayai bukanlah seekor babi. Satu hal yang pasti bagaimanapun dia menutupi kebenarannya, akhirnya waktulah yang akan membuktikan siapa sejatinya dia (babi atau bukan). :)

0 comments:

Post a Comment