Aku hanya wanita biasa.
Dengan sedikit kepandaian.
Dengan sedikit keterampilan.
Dengan sedikit kemampuan.
Layaknya seorang wanita.
Aku hanya punya sekeping mimpi.
Aku hanya punya segenggam harapan.
Aku hanya punya sebongkah asa.
Saat mengenalmu.
Aku menanam benih Kepercayaan.
Aku menanam bibit Ketulusan.
Aku menanam pohon Cinta Suci.
Bersamamu,
Aku membangun cita bersama.
Aku mengikat janji.
Aku mengabaikan semua ambisi dan egoku.
Jika saat ini, kau berlalu.
Salahkah jika aku bertanya kapan kau kan kembali?
Salahkah jika aku bertanya bagaimana dengan cita ini?
Salahkah jika aku bertanya bagaimana dengan janji ini?
Tahukah kamu,
Betapa sakitnya mencabut benih yang mulai bertumbuh.
Betapa perihnya mencabut bibit yang mulai bertunas.
Betapa dalamnya lubang yang ditimbulkan saat pohon yang sudah berakar dicabut.
Benarkah,
Ini semua inginmu?
Ini semua rancanganmu yang sesungguhnya?
Ini semua bagian dari tipumu?
Lalu apa arti diammu itu,
Bilakah aku sudah tergantikan.
Bilakah aku sudah terlupakan.
Bilakah aku sudah tak diinginkan.
Tibalah kini aku di ujung batas waktu yang pernah kau pinta.
Telah kubuktikan
Memberimu kesempatan.
Menunggu sampai pada batas waktunya.
Bila kini harus berakhir.
Kuucapkan selamat tinggal untukmu.
By Denok
8/14/2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment